Tasikmalaya, 23 Januari 2025 – Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Moh. Faruk Rozi, S.I.K., M.Si., menjadi narasumber utama dalam kegiatan workshop bertema "Bullying: Antisipasi, Reaktif, dan Solusi" yang diselenggarakan atas kerja sama Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya.
Workshop ini berlangsung dengan tujuan meningkatkan pemahaman dan upaya bersama dalam mencegah serta menangani kasus bullying di lingkungan pendidikan. Acara tersebut dihadiri oleh para guru dari berbagai kecamatan di wilayah Tasik Utara dengan slogan "Guru Ternaungi, Murid Terlindungi."
Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto, juga hadir dalam kegiatan ini, memberikan dukungan penuh untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan kondusif bagi siswa.
Dalam paparannya, AKBP Moh. Faruk Rozi menekankan pentingnya peran guru sebagai garda terdepan dalam pencegahan bullying. “Bullying adalah ancaman nyata yang dapat merusak masa depan anak. Antisipasi, pendekatan persuasif, dan kerjasama lintas sektor adalah kunci untuk mengatasi masalah ini, ” ungkapnya.
Kapolres juga menjelaskan pendekatan reaktif melalui penanganan hukum bagi pelaku kekerasan, terutama jika kasus sudah memenuhi unsur pidana. Namun, ia menegaskan bahwa pendekatan preventif melalui edukasi dan pembinaan lebih diutamakan.
Adapun poin Utama Workshop:
1. Antisipasi Bullying: Strategi untuk mendeteksi dini perilaku bullying di sekolah dan memberikan edukasi kepada siswa.
2. Penanganan Reaktif: Langkah yang dapat diambil oleh sekolah jika terjadi kasus bullying, termasuk melibatkan aparat penegak hukum jika diperlukan.
3. Solusi Kerjasama: Pentingnya kolaborasi antara guru, orang tua, aparat, dan lembaga seperti KPAID untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan nyaman bagi siswa.
Ketua KPAID, Ato Rinanto, menyampaikan bahwa kasus bullying bukan hanya tanggung jawab sekolah, tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat. Ia mengapresiasi langkah PGRI dan Polres Tasikmalaya Kota dalam menginisiasi workshop ini sebagai bentuk kepedulian terhadap masa depan generasi muda.
Melalui kegiatan ini, diharapkan para guru dapat menjadi agen perubahan dalam menciptakan sekolah yang bebas dari bullying. Kegiatan ini juga mendorong terciptanya sinergi antara lembaga pendidikan, aparat penegak hukum, dan masyarakat dalam melindungi hak anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak tanpa kekerasan.